Sabtu, 07 Maret 2015

SOAL CERITA KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK)



Mira les piano setiap 6 hari sekali, Mara setiap 5 hari sekali, dan Rami setiap 3 hari sekali. Jika pada tanggal 13 Maret 2014 mereka berangkat les bersama-sama untuk yang pertama kalinya, maka pada tanggal berapakah mereka bersama-sama les piano untuk kedua kalinya? 

Pembahasan:
Pertama dengan mencari KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari  6 Hari, 5 Hari, dan 3 Hari  dengan Faktorisasi Prima sebagai berikut
Sehingga:
6 = 2 x 3 x 1
5 = 5 x 1
3 = 3 x 1 
Mencari KPK  6, 5, dan 3 yaitu mencari Faktor yang berbeda dengan pangkat terbesar dan di kalikan.
KPK = 2 x 3 x 5 x 1 = 30 
Mereka bersama-sama lagi untuk kedua kalinya pada tanggal….
Rumus:
Kedua kali = Tanggal pertama + KPK – banyak hari di bulan Maret
Kedua Kali = 13 + 30 – 31 = 12
Jadi, jawabannya adalah tanggal 12 setelah bulan maret yaitu 12 April 2014.

Jumat, 06 Maret 2015

DOWNLOAD RPP MATEMATIKA SMA SMK KURIKULUM 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA KELAS 10 SMA & SMK KURIKULUM 2013 BESERTA SILABUS


MATERI:

Eksponen dan Logaritma
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Dua Variabel, dan Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel
Matriks
Relasi dan Fungsi
Barisan dan Deret
Persamaan dan Fungsi Kuadrat
Geometri
Trigonometri


KLIK DISINI UNTUK MENDOWNLOAD

RPP SMA KELAS 10, 11, DAN 12 KURIKULUM 2013 TAMBAHAN KLIK DISINI JUGA 

Senin, 02 Maret 2015

PENGUMUMAN LOMBA ASAH TERAMPIL MATEMATIKA (ASTRAMATIKA) KE 22 (XXII) Th. 2015



PENGUMUMAN HASIL BABAK PENYISIHAN (lolos ke BABAK SEMIFINAL)
KLIK LINK DI BAWAH INI
http://www.jeli.web.id/2015/03/pengumuman-babak-penyisihan-astramatika.html



Waktu Kegiatan

1.    Technical Meeting


Tempat : Gedung Auditorium Universitas Mulawarman
Hari/Tgl : Sabtu, 07 Februari 2015
Pukul : 08.00 Wita – Selesai

2.    Babak Penyisihan

Tempat : Gedung Olahraga 27 September Universitas Mulawarman
Hari/Tgl : Sabtu, 14 Februari 2015
Pukul : 07.30 – 17.00 Wita
3.    Babak Semifinal dan Final
Tempat : Gedung Auditorium Universitas Mulawarman
Hari/Tgl : Jumat-Sabtu, 12 – 14 Maret 2015 
Pukul : 07.30 – 17.00 Wita

Waktu, Tempat Pendaftaran

1. Pendaftaran:
dibuka pada tanggal 29 Desember 2014 s.d 7 Februari 2015 pada hari kerja pkl 08.00 - 16.00 WITA.

2. Tempat Pendaftaran:
Sekretariat ASTRAMATIKA XXII (Laboratorium Matematika Lt.2), Jl. Muara Pahu Kampus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Kampus Gunung Kelua Samarinda 75123 


Syarat dan Biaya Pendaftaran

1. Pas photo peserta 2 x 3 sebanyak 3 lembar.
2. Pas photo pendamping 2 x 3 sebanyak 1 lembar.
3. Surat Pengantar (Rekomendasi) dari sekolah yang berisi data peserta dan pendamping.
4. Fotocopy Akta Kelahiran atau Kartu Pelajar atau KTP
5. Biaya Pendaftaran Rp. 280.000,00/kelompok
6. Satu kelompok beranggotakan 3 orang
7. Biaya pendaftaran dikirimkan atau diserahkan bersamaan dengan pengiriman atau penyerahan formulir pendaftaran atau melalui Bank BRI
No. Rekening : 4564 - 01 - 016901 - 53 -5
Atas Nama: Ilyasin Yoga Pratama
Untuk pendaftaran melalui transfer harap melakukan konfirmasi ke pihak panitia setelah pengiriman dan menunjukkan bukti transfer pada saat registrasi.

Hadiah

Total Hadiah ASTRAMATIKA XXII Rp.28.350.000,00
Di tambah Dengan Merchandise

Contact Person

Alfiah Nur : 0813 4953 9211
Email : Astramatika_unmul@yahoo.com


Selalu Cek Informasi ASTRAMATIKA di  www.jeli.web.id 

DOWNLOAD KUMPULAN SOAL ASTRAMATIKA

PESERTA YANG LOLOS KE BABAK SEMIFINAL 

PENGUMUMAN HASIL BABAK PENYISIHAN ASTRAMATIKA XXII 2015


Selamat kepada peserta yang lolos dari babak penyisihan MENUJU SEMIFINAL ASTRAMATIKA XXII 2015

KELOMPOK SMA, SMP, DAN SD

Senin, 22 Desember 2014

DOWNLOAD KUMPULAN SOAL ASTRAMATIKA MATEMATIKA

Silahkan Download beberapa kumpulan soal ASAH TERAMPIL MATEMATIKA (ASTRAMATIKA) pada link berikut ini, file di kumpulkan dalam bentuk winrar agar mudah mendownload sekaligus. ekstract masing-masing file agar mendapatkan file dalam bentuk word

DOWNLOAD SOAL ASTRAMATIKA XXII TAHUN 2015 SMP

DOWNLOAD SOAL ASTRAMATIKA XIII

DOWNLOAD SOAL ASTRAMATIKA XIV

DOWNLOAD SOAL ASTRAMATIKA XV

Sabtu, 26 Juli 2014

Metode Montessori



 Apa Itu Metode Montessori

Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.
Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru(sering disebut "direktur" atau "pembimbing"). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan berbagai konsep.
Walaupun banyak sekolah-sekolah yang menggunakan nama "Montessori," kata itu sendiri bukan merupakan merk dagang, juga tidak dihubungkan dengan organisasi tertentu saja.

Sejarah
Dr. Maria Montessori mengembangkan "Metode Montessori" sebagai hasil dari penelitiannya terhadap perkembangan intelektual anak yang mengalami keterbelakangan mental. Dengan berdasar hasil kerja dokter Perancis, Jean Marc Gaspard Itard dan Edouard Seguin, ia berupaya membangun suatu lingkungan untuk penelitian ilmiah terhadap anak yang memiliki berbagai ketidakmampuan fisik dan mental. Mengikuti keberhasilan dalam perlakuan terhadap anak-anak ini, ia mulai meneliti penerapan dari teknik ini pada pendidikan anak dengan kecerdasan rata-rata.
Pada tahun 1906, Montessori telah cukup dikenal sehingga ia diminta untuk suatu pusat pengasuhan di distrik San Lorenzo di Roma. Ia menggunakannya sebagai kesempatan untuk mengamati interaksi anak dengan materi yang ia kembangkan, menyempurnakannya, dan mengembangkan materi baru yang bisa dipakai anak-anak. Dalam pendekatan yang berpusat pada materi ini, tugas utama guru adalah mengamati saat anak memilih materi yang dibuat untuk memahami konsep atau keterampilan tertentu. Pendekatan demikian menjadi ciri utama dari pendidikan Montessori.
Awalnya perhatian Montessori lebih pada anak usia pra-sekolah. Setelah mengamati perkembangan pada anak yang baru masuk SD, ia dan Mario (anaknya) memulai penelitian baru untuk menyesuaikan pendekatannya terhadap anak usia SD.
Menjelang ahir hayatnya, dalam buku From Childhood To Adolescence (Dari Masa Kanak-kanak ke Masa Remaja), Montessori membuat sketsa tentang pandangannya mengenai penerapan metodologinya bagi pendidikan jenjang menengah dan tinggi.
Ciri khas sekolah:
• Menekankan pada kemandirian, kebebasan dengan batasan tertentu, dan menghargai perkembangan anak sebagai individu yang unik.

• Mencampur anak usia 2 ½ tahun sampai 6 tahun dalam satu kelas, sebab anak-anak kecil akan belajar dari anak-anak yang lebih besar.

• Murid boleh memilih kegiatannya sendiri, yang sudah dirancang untuk rentang usianya.

• Guru tidak memberi instruksi, melainkan akan menjelaskan sesuatu ketika ditanya anak.

• Menyediakan keteraturan, yaitu belajar dan istirahat pada waktu yang sudah tetap.

• Anak-anak diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan suasana kerja sama dengan teman-teman mereka.

• Menyediakan bahan atau materi belajar yang dibutuhkan anak pada setiap tahap perkembangannya.

• Lingkungan belajar yang memfasilitasi gerakan fisik yang dibutuhkan anak. Misalnya, bahan pelajaran diletakkan di rak, mulai dari yang paling bawah sampai atas.

Jadi, anak akan berjongkok saat mengambil peralatan di rak paling bawah, dan berdiri ketika mengambil peralatan di rak bagian atas. Kegiatan fisik berdiri-jongkok ini penting untuk kelenturan dan koordinasi tubuh. Selain itu, disediakan peralatan bermain, seperti prosotan.

• Seluruh fasilitas, seperti kamar kecil, wastaffel, kitchen zinc, tombol lampu (saklar), dan rak untuk menyimpan bahan pelajaran, dibuat sesuai ukuran anak-anak untuk memudahkannya membangun kemandirian.

Kelebihan:
• Masa peka anak mendapat rangsangan yang maksimal.

• Metode mengajar yang non tutorial akan memudahkan anak untuk menyerap informasi.

Kekurangan:
Metode ini tidak digunakan di sekolah umum, sehingga anak-anak yang akan melanjutkan ke sekolahumum butuh usaha keras untuk beradaptasi.

Karakteristik anak yang pas:
Anak-anak dengan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik cocok dengan metode ini.

METODE Saintifik untuk KURIKULUM 2013



Pembelajaran dengan metode saintifik dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), mengajukan pertanyaan atau merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Penerapan metode saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya peserta didik atau semakin tingginya kelas peserta didik.

Kesesuaian dengan Teori Belajar
Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky.
a. Teori Belajar Bruner
Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin & Sund, 1975). Per¬tama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, peserta didik akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.
b. Teori belajar Piaget
Berdasarkan teori Piaget, belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi.
Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya. Asimilasi terjadi jika ciri-ciri stimulus tersebut cocok dengan ciri-ciri skema yang telah ada. Apabila ciri-ciri stimulus tidak cocok dengan ciri-ciri skema yang telah ada maka seseorang akan melakukan akomodasi.
Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi. Bila pada seseorang akomodasi lebih dominan dibandingkan asimilasi, maka ia akan memiliki skemata yang banyak tetapi kualitasnya cenderung rendah. Sebaliknya, bila asimilasi lebih dominan dibandingkan akomodasi maka seseorang akan memiliki skemata yang tidak banyak tapi cenderung memiliki kualitas yang tinggi. Keseimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi diperlukan untuk perkembangan intelek seseorang menuju ke tingkat yang lebih tinggi.
Piaget (dalam Carin & Sund, 1975) mengemukakan bahwa pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi kecuali peserta didik dapat beraksi secara mental dalam bentuk asimilasi dan akomodasi terhadap informasi atau stimulus yang ada di sekitarnya. Bila hal ini tidak terjadi maka guru dan peserta didik hanya akan terlibat dalam belajar semu (pseudo-learning) dan informasi yang dipelajari cenderung mudah terlupakan. Proses-proses kognitif yang dibutuhkan dalam rangka mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip dalam skema sesorang melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan yang terdapat dalam pembelajaran dengan metode saintifik selalu melibatkan proses asimilasi dan akomodasi. Oleh karena itu, teori belajar Piaget sangat relevan dengan metode saintifik.

c. Teori belajar Vygotsky
Vygotsky mengemukakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. (Nur dan Wikandari, 2000:4).

Teori Vygotsky dalam kegiatan pembelajaran juga dikenal apa yang dikatakan scaffolding (perancahan), dimana perancahan mengacu kepada bantuan yang diberikan teman sebaya atau orang dewasa yang lebih kompeten, yang berarti bahwa memberikan sejumlah besar dukungan kepada anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesem¬patan kepada anak itu untuk mengambil tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu melakukannya sendiri. (Nur, 1998:32).

Karakteristik Pembelajaran dengan Metode Saintifik
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. berpusat pada peserta didik.
  2. melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
  3. melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
  4. dapat mengembangkan karakter peserta didik.
Tujuan Pembelajaran dengan Metode Saintifik
Tujuan pembelajaran dengan metode saintifik didasarkan pada keunggulannya. Beberapa tujuan pembelajaran dengan metode saintifik adalah untuk:
  1. meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
  2. membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
  3. menciptakan kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebu¬tuhan.
  4. diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
  5. melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
  6. mengembangkan karakter peserta didik.
Prinsip Pembelajaran dengan Metode Saintifik
Beberapa prinsip pembelajaran dengan metode saintifik, yaitu:
  1. pembelajaran berpusat pada peserta didik
  2. pembelajaran membentuk students’ self concept
  3. pembelajaran terhindar dari verbalisme
  4. pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
  5. pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir peserta didik
  6. pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan motivasi mengajar guru
  7. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan dalam komunikasi
  8. adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya.

DoWnLOaD RPP MATEMATIKA K13 SMP/MTS

Kumpulan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika Kurikulum 2013 SEBELUMNYA LIHAT SILABUS MATEMATIKA KURIKULUM 2013 DOWNLOAD DISINI...