A. Pembelajaran Konseptual Multi Model
Pada pembelajaran konseptual multi model ini dimana model pembelajaran yang digunakan beraneka ragam dan sangat menarik minat anak untuk melakukan suatu pembelajaran pada matematika. Setiap guru memiliki potensi yang berbeda-beda dalam menerapkan suatu model pembelajaran, tentunya dalam hal kesuksesan dalam penerapannya. Misalnya Guru A berhasil menyampaikan materi statistika dengan metode atau pendekatan kelompok, belum tentu guru-guru yang lain menyampaikan materi yang sama dan metode yang sama akan menghasilkan keberhasilanyang sama pula. Sehingga keterampilan guru dalam menerapkan suatu metode dalam pembelajaran sangatlah penting. Dalam pembelajaran konseptual multi model ini guruharus mampu memotivasi siswa untuk aktif, berfikir kreatif dan inovatif. Keberhasilan pembelajaran konseptual multi model ini ditentukan oleh beberapa aspek:
1. Situasi Kelas
Pada model pembelajaran ini yaitu konseptual multi model situasi kelas yang tergambar pada pelaksanaan model ini sangat dikelola dengan baik dan kondusif dan terlihat proses interaksi dan adanya kerjasama yang baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tidak terlihat bosan dan monoton. Namun, hal ini juga tergantung dari guru bagaimana membuat suatu keadaan yang nyaman dan menyenangkan pada siswa itu.
2. Fase-fase/Tahapan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Konseptual Multi Model
Pada model conseptual model ini ada tahapan penyampaian yang dilakukan, dimana guru mengambil materi yang akan diajarkan tentang statistika:
a. Fase I (Menyampaikan Tujuan dan Memotifasi Siswa)
Pada tahapan ini guru sebagai pelaku dalam pembelajaran matematika memberikan pengarahan tentang materi dan maksud yang akan diajarkan sehingga siswa lebih memahami tujuan dan manfaat dari pembelajaran sehingga dengan demikian mereka tidak akan mengalami kesulitan karena sudah dijelaskan dari awal tentang apa yang akan mereka pelajari. Misalnya dengan belajar statistika kita dapat menghitung rata-rata penghasilan, rata-rata nilai ujian dan sebagainya. Sehingga pada akhirnya, memotivasi keingintahuan pada siswa tentang hal-hal yang belum mereka ketahui akan materi yang akan disampikan dan pada khirnya menumbuhkembangkan daya berpikir mereka akan materi yang diberikan oleh guru tersebut.
b. Fase II (Pengelompokan Siswa)
Fase ini lebih kepada pengelolaan kelas yang ada, maksudnya pada saat guru telah menyampaikan maksud dari proses pembelajaran itu maka setiap kelas yang ada dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen, untuk kemudian sebagai kelompok dalam berdiskusi dan saling bekerjasama dalam mengerjakan tugas-tugas yang akan diberikan oleh guru. Dengan pembagian kelompok ini diharapkan agar setiap siswa dapat berperan aktif di dalam kelompoknya dan saling memotivasi kepada sesama anggota kelompok.
c. Fase III (Menyajikan Data dan Mengarahkan Permasalahan yang Telah Ada)
Dalam fase ini guru menyampaikan materi secara singkat dan kemudan memberikan beberapa soal yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan dan berkaitan dengan permasalahan dalam lingkungan sekitar siswa. Guru menyampaikan materi statistika mengenai ukuran pemusatan dan ukuran letak kumpulan data tunggal, guru menjelaskan tentang nilai rata-rata, dan modus.
d. Fase IV(Membimbing Kelompok Untuk Bekerja dan Belajar)
Pada fase ini siswa melakukan pengamatan langsung kepada objek dari permasalahan itu sesuai dengan objek/fakta yang ada dilingkungan sekitar mereka saja. Sehingga dengan adanya objek yang mereka amati siswa dapat menemukan akan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang ada namun disamping itu adanya juga pengarahan akan keputusan yang mereka ambil akan masalah itu. Dengan demikian siswa akan lebih diberdayakan pengetahuaannya yang ada pada diri mereka tersebut. Setelah itu, dari hasil mereka mempresentasikan masalah yang ada seorang guru kiranya memberikan suatu pujian atau penguatn yang positif berdasarkan teori Skinner dengan adanya penguatan yang positif itu diharapkan dapat meningkatkan kepekaan perilaku dan respon akan proses dan pembelajaran Matematika itu.
e. Fase V (Mengajak Siswa Berdiskusi dan Memantapkan Materi Pembelajaran)
Pada fase ini siswa mempressentasikan hasil kerja dari kelompok mereka, setelah kekompok itu mempresentasikan hasil kerjanya maka diberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk mengemukakan pendapatnya atau menyanggah jika ada kesalahan pada hasil kerja kelompok sebelumnya. Sehingga terjadi interaksi antak kelompok yang nenggambarkan interaksi antar siswa, dan oeran guru pada fase ini adalah mengarahkan pemahaman siswa dan meluruskan persepsi-persepsi yang masih salah yang terjadi pada siswa.
f. Fase VI (Memberikan Penghargaan)
Pada fase ini, setelah melakukan pengamatan dari awal fase I-V guru menilai dan mengamati hasil kerja siswa untuk kemudian memberikan penghargaan. Pemberian penghargaan atau penguatan sangatlah penting dalam proses pembelajaran, oleh karena itu pada fase ini guru memberikan suatu penghargaan atas pekerjaan siswa. Penghargaan itu dapat berupa pujian yang positif sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dalam proses pembelajaran dan merasa dihargai.
B. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konseptual Multi Model
1. Kelebihan
Pada pembelajaran Konseptual Multi Model adanya beberapa kelebihan:
a. Konsep pembelajaran pada matematika akan menarik dan lebih kreatif.
b. Pembelajaran matematika pada model ini dapat menciptakan keterampilan, menyelidiki dan pemecahan masalah yang dialami di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan matematika.
2. Kekurangan
Adapun kekurangan pembelajaran Konseptual Multi Model ini:
a. Jika guru tidak tepat memilih mateti yang akan disampaikan menggunakan model ini maka siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami materi.
b. Jika fase-fase dalam pembelajaran konseptual multi model tidak dilakukan sesuai urutan maka tujuan pembelajaran yang diinginkan tidak tercapai maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar